Pada hari Kamis, 18 Juli 2024, Rumah Sekolah Cendekia (RSC) menggelar pesta demokrasi pemilihan wakil siswa dengan penuh semangat dan antusiasme. Pemilihan ini tidak hanya menjadi ajang bagi para peserta didik untuk mengekspresikan aspirasi mereka, tetapi juga untuk belajar tentang proses demokrasi, hal ini selaras dengan salah satu metode belajar di RSC, yaitu Learning by Doing. Pemilihan wakil siswa diikuti oleh seluruh peserta didik dari kelas 1 hingga kelas 6, seluruh guru dan staff sekolah.
Persiapan pemilihan dimulai dua minggu sebelumnya. Calon wakil siswa yang berasal dari kelas 4 hingga kelas 6 diberi kesempatan untuk mendaftarkan diri dan melakukan kampanye untuk pertama kalinya. Kampanye pertama ini bertujuan untuk mengenalkan para calon kepada pemilih dan memberi mereka kesempatan bagi para calon untuk menyampaikan maksud dan tujuan mencalonkan diri menjadi wakil siswa.
Selanjutnya para calon akan mengikuti seleksi pertama, yaitu catatan masalah. Dalam hal ini, peserta didik, guru, dan staff boleh menyampaikan laporan apabila ada masalah dengan para calon wakil siswa, laporan tersebut akan menjadi bahan pertimbangan untuk maju ke seleksi kedua. Para calon yang memiliki banyak masalah dinyatakan gugur dalam seleksi ini. Seleksi pertama bertujuan untuk memastikan bahwa calon wakil siswa memiliki karakter dan kemampuan yang sesuai dengan tanggung jawab yang akan diemban.
Para calon wakil siswa yang lolos seleksi pertama maka secara otomatis akan mengikuti seleksi kedua, yaitu tes tertulis dan tes wawancara.
Tes tertulis dirancang untuk menguji logika dan pemahaman calon tentang tanggung jawab seorang wakil siswa dalam memberikan solusi sebagai upaya penyelesaian masalah. Tes tertulis dilaksanakan mencakup berbagai topik yang relevan dengan peran seorang wakil siswa, seperti kepemimpinan, etika, dan kemampuan problem solving.
Setelah tes tertulis, para calon menghadapi tes wawancara yang dilakukan oleh tim guru. Wawancara ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan komunikasi, kepercayaan diri, dan kematangan emosional calon. Mereka juga diuji tentang pemahaman mereka mengenai masalah-masalah yang kerap kali terjadi di lingkungan sekolah.
Setelah tes tertulis dan tes wawancara, maka akan dilakukan penentuan 15 calon wakil siswa yang lolos seleksi kedua dan berhak maju di proses pemungutan suara.
Sebelum memasuki tahap pemungutan suara, maka 15 calon yang lolos akan melakukan kampanye terakhir, yaitu dengan memaparkan ide-ide dan rencana mereka jika nantinya terpilih.
Hari pemungutan suara dilaksanakan secara terbuka dengan membentuk Kelompok Penyelenggaraan Pemungutan Suara (KPPS) yang berasal dari kelas 5 dan 6, serta diawasi langsung oleh guru. Untuk memastikan transparansi dan keadilan, pemungutan suara dilakukan dengan menggunakan kertas suara yang telah disiapkan sebelumnya. Setiap peserta didik, seluruh guru dan staff diberikan kertas suara dan diarahkan ke bilik suara yang telah disediakan oleh tim KPPS untuk memilih satu kandidat laki-laki dan satu kandidat perempuan. Setelah memilih calon yang diinginkan, maka kertas suara akan dimasukkan ke dalam kotak suara yang dijaga oleh tim KPPS dalam pengawasan guru.
Warga sekolah yang telah memilih, kemudian mencelupkan ujung jari kelingking ke dalam tinta yang telah disediakan sebagai tanda, bahwa telah mengikuti proses pemungutan suara dengan menggunakan hak suaranya.
Setelah peserta didik, seluruh guru dan staff telah menggunakan hak suaranya. Selanjutnya dilakukan proses perhitungan suara pada hari Jumat, 19 Juli 2024, di depan warga sekolah serta didukung dengan live streaming Instagram untuk memastikan proses perhitungan suara dilakukan secara transparan. Dari hasil perhitungan, maka akan terpilih 5 orang anak laki-laki dan 5 orang anak perempuan dari hasil perolehan suara terbanyak.
Proses pemungutan dan perhitungan suara calon wakil siswa dilakukan secara terbuka, hal ini mengajarkan peserta didik, bahwa setiap orang berhak mengetahui bagaimana suatu keputusan diambil, serta mendorong budaya keterbukaan di lingkungan sekolah dan masyarakat. Proses yang terbuka dan transparan membangun kepercayaan di antara peserta didik, guru, dan staff. Menunjukkan bahwa ketika semua orang dapat melihat dan memahami prosesnya, mereka lebih cenderung mempercayai hasilnya.
Pemilihan wakil siswa di Rumah Sekolah Cendekia merupakan langkah kecil namun signifikan dalam menanamkan nilai-nilai demokrasi. Melalui proses ini, peserta didik belajar bahwa setiap suara memiliki arti, setiap pendapat berharga, dan setiap tindakan membawa tanggung jawab. Dengan demikian, nilai-nilai demokrasi tertanam dalam diri mereka, membentuk fondasi yang kuat untuk menjadi bekal di masa depan.
by Lesti Lestari – Guru Kelas 4 SD