Bali, om swastiastu
Menuju pulau Bali, jalur laut menjadi pilihan. Kapal Ferry pun menjadi moda transportasi berbeda yang membawa anak-anak berpetualang. Kapal ini memiliki garasi yang luas, tempat memarkir kendaraan. Ya, kapal ini tak hanya mengangkut orang tapi juga segala jenis kendaraan.

Memasuki lantai 2 kapal, ada panggung kecil dan kursi-kursi berderet rapi. Di tengah, ada café kecil yang dikelilingi sofa dan meja persegi berwarna coklat. Berjalan ke dalam, ada kamar-kamar penumpang dan meja informasi. Di bagian belakang, ada toilet dan mushalla. Di atas kapal Ferry, rombongan menikmati makan malam dan istirahat. Tak lupa juga sholat maghrib dan isya.

Akhirnya setelah lima jam berlayar, tepat pukul 24.00 wita, Kapal pun bersandar di Pelabuhan Padang Bai, Bali. Bus telah menanti, siap mengantarkan rombongan ke penginapan beristirahat.
Sinar matahari pagi menembus celah dedaunan. Semangat anak-anak memancar dari senyuman hangat mereka. “Halo buu.” Sapa si humble, Akram.

Ada yang menarik dari penampilan anak-anak. Mereka berpakaian ala rimba. Tampak modis dengan tone warna hijau dan coklat.

Usai sarapan, destinasi pertama di pulau Bali siap dituju.
“Sudah siap ke Bali Safari Park?” tanya Bli Andre, tour guide di Bali
“Siaaapp!.” Jawab kompak anak-anak

Bali Safari Park menjadi salah satu destinasi yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak. Bagaimana tidak, tempat ini adalah taman safari paling popular di Bali yang memiliki 3 jenis satwa dari Indonesia, India dan Afrika. Tiba di lokasi, antrian sudah panjang. Setelah beberapa saat, rombongan pun masuk. Didalam banyak stan-stan yang menjual berbagai merchandise khas Bali Safari Park seperti boneka hewan-hewan lucu ada singa, harimau putih, burung hantu, zebra, gajah dan jerapah. Ada pula stan yang menjual minuman dan camilan pop corn aneka rasa. Tak kalah isitmewa, tempat ini terdapat banyak spot berfoto yang keren-keren dengan nuansa budaya Bali yang kental.

Bus khusus pengunjung membawa rombongan memasuki seluruh wahana. Bus unik ini memiliki lima pintu berwarna coklat dan bermotif garis-garis mirip zebra. Turun dari bus, rombongan disambut dengan permainan musik gamelan Bali. Rombongan kemudian berjalan ke Fresh Water Aquarium. Disana ada banyak aquarium besar berisi ikan-ikan berbagai jenis. Ada ikan Koi, ikan Arwana, ikan cupang, Clown Fish, Angel Fish, Zebra Fish, Red Bellied Piranha dan masih banyak lagi.

Meninggalkan wahana aquarium, anak-anak lanjut melangkah ke area lebih dalam. Suasana makin ramai, nampak anak-anak kecil digandeng oleh orangtuanya, ada pula adik-adik usia balita berseragam sekolah tengah diarahkan oleh guru pendampingnya. Rombongan kemudian sampai di suatu tempat luas dengan panggung lebar dan bangku penonton yang dipadati pengunjung. Ternyata Animal Show sebentar lagi. Anak-anak antusias memilih tempat duduk ternyaman. Pemandu acara membuka pertunjukan dengan dua bahasa, Indonesia dan Inggris.

Satu persatu satwa hadir mempesona seluruh penonton. Atraksi burung-burung, lalu ada ular piton besar berwarna kuning yang muncul ditengah-tengah penonton menimbulkan sedikit keriuhan namun beberapa orang tak sungkan menyentuh kulit hewan melata tersebut.

”And please welcome, Bellaa…” kata pemandu acara yang disambut tepuk tangan penonton. Bella adalah orang utan. Ia ramah dan pandai. Atraksi berikutnya ada musang terbesar yang lucu, yang dikenal dengan Binturong.

Belum puas menyaksikan Animal Show, rombongan beranjak ke arena Tiger Show dan Elephant Show. Pertunjukan yang menyuguhkan budaya dan sejarah yang dikemas seperti dramatical play. Wahana terakhir yang tak kalah seru adalah Safari Journey. Bus khusus kembali membawa rombongan melihat seluruh satwa di alam terbuka. Ada singa, si raja hutan yang gagah. Ada harimau, gajah, badak, kambing, anoa, buaya, jerapah, banteng hingga orang utan. Sedikit jalan berbelok, ada 2 ekor hyena yang sedang tidur. Kemudian jalan menanjak lalu menurun, ada kuda nil yang sedang berendam. Memasuki lebih jauh, ada Unta punuk satu, Greavy Zebra, Wildebeast, Beruang madu dan Antelop. Bus cukup sering melewati jembatan celah besi yang disebut jembatan getar. Mengapa? Karena saat bus melewatinya, terdengar seperti bergetar.


“Ayo semua bilang ‘aaaa…’!” ajak tour guide Bali Safari Park
“Aaaaaa…..” seru anak-anak mencipta nada getar.

Jembatan ini berada di beberapa tempat, tujuannya sebagai batas area hewan liar agar tidak bisa memasuki area hewan lainnya. Anak-anak sangat antusias melihat langsung hewan-hewan yang baru pertama kali ditemui.

Hari kian terik, rombongan meninggalkan Bali Safari Park dan melanjutkan petualangan ke destinasi berikutnya. Jalanan kota Denpasar sangat ramai. Di beberapa sudut terdapat Pura dengan patung-patung dewa, tempat ibadah masyarakat Bali yang mayoritas memeluk agama Hindu. Yang unik, pemandangan sepanjang kota, tiang-tiang lampu jalan diberi ornament ukiran khas Bali bahkan nama-nama kantor dan toko terdapat juga huruf aksara kuno Balinya.

Tibalah rombongan di salah satu toko paling terkenal di Bali, Joger Kuta. Suasana toko nampak padat oleh pembeli. Ditempat ini menjual berbagai barang dengan kata-kata unik dan desainnya yang limited edition. Ada baju kaos, tas, sandal dan sepatu, mainan, aksesoris, sampai aneka camilan yang cocok menjadi buah tangan. Rombongan berpencar, mencari oleh-oleh menarik untuk keluarga dirumah. Terlihat Althaf memilih baju, Milan membeli gelang, ada pula Al Faaith yang sibuk mencari mainan untuk adiknya. Untunglah kasir di toko ini banyak, sehingga tak perlu terlalu lama mengantri.

Hari di ujung senja, rombongan menuju ke salah satu destinasi wisata yang menjadi ikon kota Bali. Melewati Universitas Negeri Udayana, Denpasar hingga jalan menanjak , rombongan pun tiba di Garuda Wisnu Kencana atau yang akrab disebut GWK.

Melewati area Cultural Park yang berhiaskan mural di sepanjang dindingnya, lampu-lampu taman menghiasi sudut toko-toko yang menjual aneka merchandise GWK. Rombongan kemudian menaiki anak-anak tangga yang di kiri kanannya dihiasi tanaman-tanaman hijau. Hingga tiba di Plaza Wisnu. Disini ada patung dewa wisnu yang dikelilingi air mancur. Dari atas plaza wisnu terlihat seluruh pemandangan malam kota Denpasar yang indah.

Menyusuri lebih dalam, ada pilar-pilar bebatuan yang menjulang tinggi dan tepat di tengahnya ada patung Garuda Wisnu Kencana setinggi 150 meter. Anak-anak berkesempatan pula masuk ke Amphiteater untuk menonton Film kartun spesial tentang Garuda Wisnu Kencana yang kaya makna.

Usai berpetualang di GWK, rombongan kembali ke Penginapan dan beristirahat.

Semburat cahaya matahari perlahan menggeser awan-awan. Langit pagi cerah bertahta. Satu persatu, anak bangun dan bersiap. Mengatur barang-barangnya di ransel, memastikan tak ada yang tertinggal.

Petualangan pun dilanjutkan.
“Assalamu Alaikum, selamat pagi teman-teman. Sekarang kami sudah sampai di Desa Teba Majalangu. Sebuah desa yang merupakan tempat wisata edukasi pertanian.” Sapa Aziza dan Ecce, melaporkan reportasenya.

Bersama guru-guru pendamping, Anak-anak berbaris dan berjalan memasuki desa. Ditemani tour guide, Rombongan melangkah pasti menyusuri jalanan setapak dimana sepanjang pematang dengan tanah-tanah gembur siap tanam. Nampak pula kebun singkong dan sayur serta beberapa petani yang tersenyum ramah.

Hingga rombongan tiba di sebuah tempat dengan gerbang kayu yang didalamnya terdapat ruang terbuka hijau. Indah dengan beragam tumbuhan dan bunga-bunga.

Rombongan lalu sampai di sebuah dapur tradisional dengan beberapa meja dan tempat duduk dari batang pohon. Di sini, anak-anak mengenal dan melihat langsung proses pembuatan jajanan tradisional Bali yaitu Kue Laklak. Kue berbentuk bulat yang dipanggang di atas tungku ini terbuat dari tepung dan daun suji, dengan taburan kepala parut dan gula merah cair. Manis dan lembut. Sebagai pelepas dahaga, ada juga minuman sehat berwarna biru dari bunga kembang telang. Dingin dan segar.

Di tempat ini, anak-anak juga diajak mengenal berbagai tanaman herbal atau obat-oabatan. Ada Isep nanah yang bermanfaat sebagai obat diabetes. Ada daun Pegagan yang bisa menyembuhkan luka. Ada pula daun Lempeni yang berkhasiat sebagai obat diare. Ada Jempiring untuk obat asam lambung. Jinten untuk obat batuk hingga tanaman kayu putih sebagai obat masuk angin dan menghangatkan badan.

Lanjut ke aktifitas berikutnya, anak-anak menuju area lebih dalam. Ada dua ekor sapi di pinggir sawah. Ada pula kambing-kambing yang sedang lahap makan. Anak-anak berlari kecil, meraih rumput di sekeliling kandang lalu memberi makan kambing dan sapi. Tak kalah seru, anak-anak turun ke sawah yang sudah diairi. Mereka melepas sandal dan menaikkan ujung celana. Memasuki tanah becek berlumpur dan menanam bibit padi. Bapak-bapak petani dengan sabar mengajari anak-anak cara menanam padi. Sebagian anak kaget dengan dingin dan dalamnya lumpur, sebagian anak menikmati dan bahkan bercanda seakan tak hirau pada terik yang meneteskan peluh.

Usai bersih-bersih diri dan makan siang, rombongan pun pamit. Bus melaju. Melewati jalan tol yang panjang. Lagu favorit anak-anak bertajuk “Rahmatallil Alamin” dari Maher Zein kembali diputar. Sejenak hati menghangat, Fieldtrip hampir usai, tak terasa enam hari sudah kami berpetualang. Lombok yang eksotis hingga Bali yang magis.

Bus berhenti. Sampailah rombongan di Bandara Ngurah Rai, Bali. Waktu yang masih ada sekitar dua jam sebelum naik ke pesawat, menjadi kesempatan anak-anak untuk mengeksplor bandara. Tak hanya melihat-lihat suasana bandara yang ramai dengan outlet-outlet makanan dan pakaian, tetapi anak-anak juga membagikan beberapa snack dos berlebih kepada petugas-petugas di bandara.

Di dinding kaca bandara, anak-anak memandangi dari jauh patung GWK yang berdiri kokoh. Lima belas menit sebelum waktu keberangkatan, rombongan memasuki gate pesawat. Pukul 17.10 wita, pesawat lepas landas menuju kota Anging Mammiri, Makassar.

Alhamdulillah. Satu jam lima belas menit diudara, rombongan pun mendarat di Bandara Hasanuddin, Maros.

Setelah bagasi claim, satu persatu rombongan keluar. Tampak wajah sumringah anak-anak dan para orangtua saat bertemu.

ersirat rasa rindu dari pelukan dan ciuman di kening anak-anak hebat mereka.

Fieldtrip pun selesai. Menyisakan kenangan-kenangan manis yang tak terlupakan.

Terimakasih anak-anak, guru-guru pendamping, para tour guide.

Terimakasih ya Allah untuk segala kemudahan dan berkah yang Engkau berikan dalam setiap langkah kami.

Sampai jumpa di Fieldtrip tahun depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *